KATIGO.ID | JAMBI – Jumat, 2 Februari menjadi hari yang bersejarah dan sangat membanggakan bagi Dimas Dwi Putra, mahasiswa Program Studi (Prodi) Sejarah Pemikiran Islam (SPI), Fakultas Adab, UIN Sulthan Thaha Saifuddin (STS) Jambi. Dimas adalah mahasiswa difabel penyandang celebral palsy yang dinyatakan lulus pada semester VII. Dia membuat bangga UIN STS Jambi karena menjadi mahasiswa pertama dari Prodi SPI pada periode ini yang dinyatakan lulus pada semester VII dan bahkan berhasil mengungguli teman lain seangkatannya.
Ketua Sidang, Dr. Ali Muzakir, M. Ag., dan para penguji, yakni Rahyu Zami, M. Hum., dan Hendra Gunawan M. Hum., bersama para penguji, Dr. Nurdin, M. Fil. I., dan Dr. Benny Agusti Putra, M.A., memutuskan Dimas lulus dari sidang skripsi dengan nilai A. Skripsinya berjudul Peristiwa Perang Dalam Buku Sirah Nabawiyah Karya Ibnu Hisyam: Kajian Historiografi.
Suasana sidang skripsi yang awalnya berlangsung khidmat, mendadak haru. Orangtua dan beberapa rekan seangkatan Dimas dipanggil oleh ketua sidang ke dalam ruangan untuk mendengarkan secara langsung hasil sidang skripsi yang istimewa tersebut. Dimas selain dinyatakan lulus dengan nilai A, dia mendapat predikat cumlaude dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK), 3, 90.
Dr. Benny Agusti Putra, salah seorang pembimbing skripsi Dimas, salut dengan semangat Dimas selama proses bimbingan. Menurut dia, Dimas betul-betul penuh semangat dan dedikasi untuk bisa menyelesaikan skripsinya secara cepat. “Dia (Dimas) semangat sekali. Orangnya pantang menyerah. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi yang lain,” katanya.
Keberhasilan Dimas juga menjadi kebanggan Rektor UIN STS Jambi, Prof. Dr. Asad Isma, M. Pd. Mahasiswa asal Kerinci kelahiran Palembang, 26 Mei 2001, ini bersama sang ibunda, Siti Zahara, sengaja diundang ke ruangan kerja Rektor pada Senin (12/2) pagi. Kedatangan mereka didampingi oleh salah seorang Dosen Tarbiyah, UIN STS Jambi, Maimunah Hasibuan, yang sebelumnya merupakan anggota tim Pusat Kajian Disabilitas UIN STS Jambi.
“Saya betul-betul bangga. Kita sebagai kampus yang inklusif sangat terharu dan bangga, punya lulusan Dimas ini. Saya dengar Dimas lulus dengan predikat cumlaude. Bahkan lulus lebih dulu dari teman-teman yang lain. Selamat untuk Dimas. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi yang lain,” kata Rektor haru sembari angkat dua jempol ke arah Dimas.
Rektor juga memberikan motivasi dan mendorong Dimas untuk terus melanjutkan pendidikan. Tak ada istilah berhenti untuk terus belajar. Rektor meminta Dimas untuk mengejar mimpinya selama ini. “Jangan patah semangat. Harus terus ada semangat melanjutkan pendidikan,” ucapnya.
“Saya ingin kuliah S2 pak,” kata Dimas merespon pernyataan Rektor. “Dimas juga ingin jadi dosen,” ujar ibunda Dimas menambahkan.
Mendengar hal itu, Rektor langsung menghubungi pihak kementerian agama untuk menjajaki peluang skema studi lanjut untuk lulusan yang difabel. Hanya saja, di kesempatan itu, disampaikan bahwa sekarang belum ada skema program bantuan pendidikan lanjut untuk kelompok difabel dari pusat.
Rektor tidak tinggal diam. Dia langsung mengambil keputusan cepat. Di hadapan Dimas, Prof. Dr. Asad Isma, M. Pd., mengambil kebijakan untuk membantu biaya pendidikan studi lanjut. “Okelah kalau begitu. Dimas harus kuliah, nanti biayanya dari kita di UIN STS Jambi. Pokoknya jangan putus semangatnya. Tapi Dimas harus berjanji kepada saya, selesai kuliah S2-nya di semester IV. Untuk cita-cita Dimas menjadi dosen, kita lihat nanti skema sesudah ini. Yang jelas untuk sekarang, Dimas harus fokus terus belajar, kejar cita-citanya,” ucapnya.
Dimas bersama ibunda langsung mengucap syukur atas kepedulian UIN STS Jambi di bawah kepemimpinan Rektor UIN STS Jambi, Prof. Dr. Asad Isma, M. Pd. “Terima kasih sekali pak,” kata Dimas dan ibundanya. Dimas merasa sangat senang dan terharu atas kepedulian UIN STS Jambi tersebut. Menurutnya, arahan Rektor akan segera ditindaklanjuti.
“Sebenarnya proses seleksi mahasiswa S2 sekarang sedang berjalan. Tapi kita sama-sama upayakan. Yang jelas, Dimas harus kuliah. Nanti saya akan memastikan dari UIN yang memfasilitasi semuanya, termasuk skema pembiayaannya,” ucap Rektor lagi.
Sementara itu, Maimunnah Hasibuan yang sebelumnya tergabung di dalam Pusat Kajian Disabilitas menyatakan bahwa pihaknya memang selama ini terus melakukan pendampingan untuk seluruh mahasiswa difabel. Mulai dari memantau dan membantu berbagai keperluan mahasiswa difabel di UIN STS Jambi, termasuk untuk Dimas selama belajar di Program Studi Sejarah Peradaban Islam.
“Kita selalu melakukan monitoring dan evaluasi. Termasuk menghubungi dosen bila ada kendala. Kita bahkan pada saat mereka Kukerta, mendorong adanya jalur Kukerta khusus untuk mahasiswa difabel. Pada saat proses pengerjaan skripsi, kita juga terus memberikan motivasi dan semangat agar bisa selesai sesuai dengan sesegera mungkin. Kita ucapkan terima kasih kepada Pak Rektor. Semoga Dimas bisa terus semangat untuk belajar dan mewujudkan cita-citanya,” ucapnya. (*)
Discussion about this post