KATIGO.ID | KOTA JAMBI – Eks Lokalisasi Payo Si gadung atau biasa disebut ‘Pucuk’ kembali mencuat, pasalnya aktivitas wanita malam di lokasi tersebut ternyata masih aktif atau eks Payo sigadung masih beroperasi lagi.
Sebelumnya, Jambi pernah memiliki dua lokalisasi yang sangat tersohor, yakni Payo Sigadung dan Langit Biru. Lokalisasi Payo Sigadung atau Pucuk menjadi yang terbesar dan tertua di Jambi.
Pada zaman kepemimpinan Syarif Fasha dua periode, pada 13 Oktober 2014 lalu, berbekal Peraturan Daerah (Perda) Kota Jambi No. 42 Tahun 2014. Para penghuninya dipulangkan menuju daerah asalnya masing-masing secara bergelombang. Fasha saat itu menyatakan, lokalisasi itu sangat berbahaya karena menyasar para pemula yang ingin mengenal seks.
Beberapa pekan yang lalu, aktivitas Payo sigadung kembali viral di media sosial, tayangan video amatir tersebut terlihat berjejer diduga wanita malam sembari menunggu tamu yang akan meminangnya di lokalisasi Payo sigadung tersebut.
Masyarakat Jambi saat ini mulai merasakan keresahan dengan hadirnya kembali eks lokalisasi Payo sigadung tersebut, pengaruh besar penyakit masyarakat terhadap anak-anak muda terkhusus di Kota Jambi, selain itu lokalisasi tersebut memungkinkan akan berdampak langsung terhadap penularan HIV/AIDS.
Informasi dilapangan, sebagian besar masyarakat di wilayah tersebut tidak menerima atau menolak dengan keberadaan eks lokalisasi Payo Sigadung yang kembali beroperasi di kampung mereka.
Seperti yang dikatakan Ade selaku tokoh agama di wilayah tersebut, bahwa eks lokalisasi Payo Sigadung ‘Pucuk’ benar-benar harus di tutup permanen ,di zaman kepemimpinan Syarif Fasha sebagai Wali Kota Jambi yang dikatakan sudah tidak beroperasi lagi aktivitas maksiat, padahal kenyataannya berbeda dari fakta dilapangan.
“Lokalisasi Payo Sigadung dari penutupan gak pernah tutup, tapi hanya berkurang saja aktivitasnya,” kata Ade saat di hubungin melalui via ‘WhatsApp’, Jum’at, (10/5/2024).
Pada bulan Mei 2024 ini, pemerintah Kota Jambi melalui Satuan Polisi Pamung Praja (Sat Pol PP) Kota Jambi terus melakukan razia penyakit masyarakat di eks lokalisasi Payo Sigadung, namun hasil kegiatan razia tersebut tidak memberi efek jera bagi pekerja seks komersial (psk) dan para pria hidung belang.
“Razianya diam-diam, kalau rame-rame jelas gak ada, kalau mau razia jam 12 malam kebawah dan masuk diam-diam, baru bisa dapat,” saran Ade kepada petugas Sat Pol PP Kota Jambi.
Diketahui hingga saat ini aktivitas eks Payo Sigadung masih beroperasi, belum ada tindakan serius dari pemerintah Kota Jambi maupun aparat penegak hukum di wilayah tersebut. (*).
Discussion about this post