KATIGO.ID | JAMBI – Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Jambi (OJK Jambi) menilai kondisi Sektor Jasa Keuangan (SJK) di posisi November 2023 tumbuh positif dengan profil risiko yang terjaga sejalan dengan semakin tingginya aktivitas ekonomi.
Kinerja SJK Jambi ini berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan III 2023 yang tumbuh sebesar 4,90 persen (yoy).
Kinerja intermediasi Bank Umum (BU) stabil dan tumbuh. Per November 2023 kredit tumbuh sebesar 6,20 persen (yoy) menjadi Rp49,76 triliun. Kredit konvensional tumbuh sebesar 4,99 persen (yoy) menjadi Rp44,62 triliun dan untuk pembiayaan syariah tumbuh sebesar 17,99 persen menjadi Rp5,14 triliun.
Sementara perhimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) terdapat penurunan sebesar 1,01 persen (yoy) yang berasal dari DPK perbankan konvensional yang turun sebesar 2,03 persen (yoy) menjadi Rp39,97 triliun, namun DPK perbankan syariah meningkat sebesar 11,24 persen (yoy) menjadi sebesar Rp3,76 triliun.
Loan to Deposit Ratio (LDR) BU pada November 2023 tercatat sebesar 113,79 persen atau lebih tinggi dari LDR BU nasional sebesar 85,67 persen, sementara kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL sebesar 1,90 persen berada di bawah rasio NPL nasional sebesar 2,34 persen.
Kepala OJK Provinsi Jambi, Yudha Nugraha Kurata mengatakan, berdasarkan jenis penggunaan, kredit BU di Jambi masih didominasi oleh konsumsi sebesar 42,91 persen diikuti modal kerja sebesar 31,09 persen dan Investasi sebesar 26,01 persen.
“Sedangkan penyaluran kredit kepada UMKM tercatat sebesar 45,96 persen dan non-UMKM sebesar 54,04 persen. Porsi penyaluran kredit terbesar masih pada sektor bukan lapangan usaha-rumah tangga (termasuk multiguna) sebesar 29,39 persen, diikuti dengan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar 26,23 persen dan perdagangan besar dan eceran sebesar 17,19 persen,” terang Yudha melalui rilis yang diterima kabar18.com, Jumat (12/1/2024).
Ia mengatakan, untuk kinerja BPR di Jambi bertumbuh positif pada November 2023 sebesar 11,60 persen (yoy) menjadi Rp1.076,05 miliar dan DPK tumbuh 13,60 persen (yoy) menjadi Rp998,58 miliar. Sementara rasio NPL sebesar 2,54 persen.
Pada sektor IKNB, lanjut Yudah kinerja Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) pada November 2023 menunjukkan pertumbuhan positif dengan pertumbuhan penyaluran pembiayaan sebesar 29,22 persen (yoy).
“Sejak berdiri pada tahun 2019 s.d. November 2023, Koperasi LKMS Bank Wakaf Mikro Ponpes As’ad (BWM Ponpes As’ad) telah menyalurkan dana sebesar Rp2,18 miliar kepada 1.229 nasabah dengan NPF sebesar 13,58 persen,” terangnya.
Untuk kinerja industri asuransi, terdapat kenaikan premi asuransi yang didominasi oleh premi asuransi umum konvensional sebesar 202,39 persen (yoy) dengan total premi sebesar Rp619 miliar dan asuransi jiwa konvensional juga mengalami kenaikan sebesar 10,53 persen (yoy) dengan total premi sebesar Rp467 miliar.
Premi asuransi umum syariah meningkat sebesar 11,62 persen (yoy), sedangkan asuransi jiwa syariah mengalami penurunan sebesar 73,53 persen (yoy).
Selanjutnya, kinerja Perusahaan Pembiayaan di Jambi tumbuh positif dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp8.939 miliar atau meningkat 18,55 persen (yoy) dengan Non-Performing Financing (NPF) meningkat di angka 1,91 persen. Adapun kenaikan pada penyaluran pembiayaan di Jambi, tidak diikuti oleh peningkatan jumlah kontrak pembiayaan. Terdapat penurunan jumlah kontrak pembiayaan menjadi 897.485 kontrak atau turun 12,73 persen (yoy).
Sementara itu, industri modal ventura menunjukan pertumbuhan negatif yang tercermin dari pembiayaan mengalami penurunan sebesar 6,20 persen (yoy) menjadi Rp97,36 miliar dan rasio NPF meningkat sebesar 0,57 persen (yoy) menjadi 5,30 persen.
Pada sektor dana pensiun menunjukan pertumbuhan positif, tercermin dari total aset tumbuh 7,18 persen (yoy) menjadi Rp217,26 miliar dan total investasi meningkat 2,25 persen menjadi Rp202,58 miliar
Di bidang Pasar Modal, jumlah investor dengan identitas dari Provinsi Jambi terus mengalami peningkatan dan pada November 2023 jumlah investor tercatat sebanyak 115.735 Single Investor Identification (SID), meningkat 19,83 persen (yoy). Namun, jumlah transaksi saham pada November 2023 tercatat sebesar Rp978,11 miliar atau turun sebesar 42,34 persen (yoy).
Selanjutnya, nilai penjualan reksa dana yang dilakukan oleh Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) di Provinsi Jambi pada November 2023 tercatat sebesar Rp83,24 miliar atau menurun 0,50 persen (yoy).
“Meskipun saat ini di Provinsi Jambi belum terdapat perusahaan yang tercatat sebagai emiten, namun OJK Jambi senantiasa berkolaborasi dengan stakeholder untuk memberikan edukasi untuk mendorong pelaku usaha di Jambi memanfaatkan sumber pendanaan dari Pasar Modal, baik mendaftar menjadi emiten di bursa maupun melalui Securities Crowd Funding (SCF),” beber Yudha. (*).
Discussion about this post