KATIGO.ID | JAMBI – Selain dari kelompok pengajian dan organisasi islam juga ada pendidikan islam di Indonesia meliputi berbagai lembaga pendidikan mulai dari taman pendidikan Qur’an, taman kanak-kanak, madrasah diniyah, sekolah dasar islam, madrasah tsanawiyah, madrasah aliyah, perguruan tinggi dan Pondok Pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia.
Indonesia sebenarnya memiliki infrastruktur keagamaan atau tradisi keberagamaan yang sangat kuat dalam menangkal radikalisme maupun paham terorisme.
Seperti yang dikatakan oleh Iswanta yang merupakan Pimpinan Perwakilan Mejelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) Kabupten Tanjung Jabung Timur, dia mengatakan bahwa kelompok radikal bertujuan mengubah ideologi negara kita, yakni Pancasila menjadi negara khilafah. Tentu ini sangat bertentangan dan tidak sesuai dengan negara kita yang memiliki 5 sila pedoman hidup bernegara yang memiliki ragam suku, agama, budaya.
“Jadi munculnya paham radikalisme dan aksi terorisme jangan disudutkan hanya dari satu agama saja, ini bukan kesalahan agamanya, namun pemikiran individunya,” ujar Iswanta, selasa (9/7/2024).
Ditambahkannya, perkembangan kelompok radikal terorisme di Indonesia saat ini semakin massif dengan kecanggihan teknologi dan informasi. Hal ini dimanfaatkan oleh kelompok radikal untuk melakukan perekrutan dari media sosial yang mudah mempengaruhi generasi muda dan masyarakat umum lainnya.
“Untuk menghindari hal tersebut sebagai upaya pencegahan yang dilakukan oleh Majelis Tafsir Al-Quran (MTA) Perwakilan Kabupaten Tanjab Timur, salah satunya dengan menetralisir paham-paham radikal pada saat melaksanakan kajian dan sosialolisasi di Internal. Kontra Radikalisasi perlu dilakukan untuk membangun pertahanan diri agar tidak mudah terpapar ancaman paham radikal. Sedangkan Deradikasliasi diperlukan guna mengubah paham seseorang yang radikal menjadi tidak radikal,” pungkasnya.
Penulis : Husin Muhajir
Discussion about this post